Budaya diakui? kenapa harus protes?

sadarkah ente-ente pada, budaya-budaya kita yang diakui negara lain itu berpopularitas rendah sebelum itu semua buming yang dikata itu milik negara malay, contohnya aja lagu rasa sayange, mana pernah ente pada apaltuh lagu, mana pernah ente peduli sama tari reog, tau aja engga ente, mereka mengakui itu wajar. for example ada seorang lulusan marketing melihat seorang seniman membuang di tepi jalan baju buatannya yang masih bagus dan berguna, dianggapnya baju itu banyak dipunyainya di dalam lemari bajunya, dan si orang marketing memungut dan sedikit membersihkannya setelah baju itu digantung dan dipajang sibaju itupun dipamerkan si orang marketing itu keteman-temannya sehingga simarketing terkenal akan bajunya itu, ketika ia sudah terkenal, si seniman melihat orang marketing memakai karyanya yang sudah terbuang olehnya, dengan rasa kesal seniman itupun berkata itu milik saya dan saya harus mengambilnya lagi! semua orang sudah pasti tau bahwa baju itu milik si marketin bukan milik si seniman, tapi ya apa daya memang baju itu yang membuat si seniman, dan si senimanpun melapor polisi dan berbicara kepada masyarakat luas bahwa itu baju milik saya dan bukan milik si marketing, ya anda dan elu pasti tau seniman itu dianggap apa oleh orang-orang tsb, jangankan polisi, orang yang mendengar pengakuan si seniman saja pasti ga percaya. hanya penyesalan yang dapat siseniman rasakan, walaupun si seniman itu telah dapat bajunya, baju itupun sudah  terlanjur terbranding oleh si martketingkan?
cerita tersebut menggambarkan diri kita sendiri, dalam post saya yang kemarin sudah saya bahas orang lain tidak akan memakai baju kita jika kita sedang memakai baju tersebut. jangan hanya bisa menyalahkan pemimpin, kita telah terpropaganda oleh pihak-pihak tak bertanggungjawab, sadarlah saudaraku, kalo bukan kita sendiri yang menyelamatkan harta kita, siapa lagi? ingat jangan percaya oleh propaganda bangsa lain, bangsa kita punya pendirian, bangsa kita punya kesadaran, bangsa kita tentu bisa berfikir. saya SB-3 hanya bisa berprihatin atas keadaan negara kita sekarang ini. we are one, we are INDONESIA